Tuesday, August 11, 2009

BIO ethanol

PEMBUATAN KOMPOR BIO ETHANOL DEVELOPMENT BIO ethanol stove

membuat bio ethanol create a bio-ethanol

bioethanol bioethanol

Kompor alkohol generik. Generic alcohol stove.

Jangan dikira bahwa kami ingin menyaingi program pemerintah Jawa Barat yang ingin menggalakkan penggunaan batu bara seperti dicanangkan kemarin ini oleh bapak Gubernur. Do not dikira that we want to rival the West Java program to encourage the use of coal as Dicanangkan this yesterday by Mr. Governor. Walaupun dalam hati kecil, kami sebenarnya kurang tertarik dengan rencana pemerintah menggunakan batu bara sebagai pengganti bahan bakar minyak di rumah tangga karena berbagai alasan, baik teknis maupun kesehatan. Although in the subconscious, we are actually less interested in the government's plan to use coal as a substitute for fuel oil in households for various reasons, both technical and health.

Cerita bermula pada saat melakukan pencarian desain burner untuk biogas , kami cukup surprise karena ternyata inisiatif pembuatan dan desain kompor atau tungku dengan bahan bakar alternatif sudah banyak sekali dilakukan baik oleh para hobiis maupun LSM di luar negeri. The story begins at the time to search for the design of burner biogas, just surprise us because the creation and design initiatives stove or fireplace with an alternative fuel is a lot of good done by the NGOs hobiis and abroad.

Salah satu yang menarik perhatian adalah desain kompor berbahan bakar alkohol yang dibuat dari kaleng bekas minuman ringan ( soft drink ). One of the interesting design is the attention of the stove alcohol fuel made from used soft drink cans (soft drink). Di sekitar kita banyak sekali limbah bekas kaleng minuman ringan ini , yang sebetulnya masih bisa kita manfaatkan untuk sesuatu yang cukup berguna (well, saingan dengan para pemulung, menurut informasi harga kaleng bekas ini di tingkat pemulung ternyata sekitar Rp. 10.000,- / kilogram!) Around us a lot of waste used soft drink cans, which actually can still take advantage of us for something that is quite useful (well, competing with the scavengers, the tin price information used in this level pemulung was around Rp. 10.000, - / kg! )

Kami melihat bahwa desain kompor alkohol ini (jenisnya disebut Top Burner Alcohol Stove ) sama dengan yang digunakan kompor yang sering dipakai oleh para pencinta alam dan pendaki gunung, Trangia . We see that the design of this alcohol stove (called type Burner Alcohol Stove Top) is the same as the stove is used frequently used by the lover of nature and mountain climber, Trangia. Keduanya mengambil prinsip dasar yang sama, hanya bedanya Trangia menggunakan bantuan semacam sumbu yang kemungkinan terbuat dari asbestos. Both take the same basic principle, only the difference between using the assistance of such Trangia burner is the possibility of asbestos.

Membuatnya sama sekali tidak sulit, hanya dibutuhkan sedikit kesabaran dan bahan serta alat yang tersedia di sekitar kita. Making them not at all difficult, only a little patience is required and the materials and tools that are available around us. Dan soal fungsional, dari percobaan kami dapat mendidihkan (98C) 0.5 liter air dalam waktu 18 menit dan hanya menghabiskan sekitar 20ml spirtus bakar. And functional problems, from experiment we can scald (98C) 0.5 liters of water within 18 minutes and spend only about 20ml spirtus fuel. Kurang lebih sama bahkan cenderung lebih irit dalam bahan bakar daripada Trangia. Selain itu, kompor alkohol ini juga simple dan ringkas, dapat dikantongi bila anda sedang melakukan perjalanan alam bebas, alkohol nya selain berfungsi sebagai bahan bakar, dapat juga digunakan untuk antiseptic dan pencuci luka apabila mengalami kecelakaan ringan dalam perjalanan. More or less the same even tend to be more economical in fuel than the Trangia. In addition, the alcohol stove is also simple and concise, can dikantongi when you are traveling the outdoors, in addition to its function of alcohol as fuel, can also be used for antiseptic wound cleaner and when an accident in the light travel.

Keunggulan lain, bahan bakar alkohol ini bersih, tidak mengeluarkan bau dan polusi serta termasuk bahan bakar yang renewable (terbarui). Other advantage, alcohol fuel is clean, no smell and pollution, and including the Renewable fuel (terbarui). Kekurangannya ? Kekurangannya? tentu saja ada , storage dan handling dari bahan bakar cair yang kadang kadang ribet dan harga alkohol yang masih mahal (sekitar Rp. 6000 - 7000 / liter). of course there is, storage and handling of liquid fuel that sometimes ribet and alcohol prices are still expensive (about Rp. 6000 - 7000 / liter).

Mengacuhkan hal tersebut, mengapa kita tidak mulai saja mencoba membuat kompor alkohol generik ini ? Concerned about these issues, why do not we just start trying to make this generic alcohol stove? Gampang kok!. How easy!.

Catatan: Note:
Kami juga sedang iseng membuat varian lain, yaitu side burner pressurized alcohol stove , yang dari sisi desain juga menarik dan teoritis akan lebih irit lagi bahan bakarnya dan beberapa modifikasi lain We are also making fraudulent other variants, the side burner pressurized alcohol stove, that's also interesting the design will be more theoretical and more economical fuel and some other modifications

MEMBUAT KOMPOR ALKOHOL GENERIK ( Generic Alcohol Stove ) MAKE stove Alcohol Generic (Generic Alcohol Stove)
Article by: Anto, Manglayang Farm Article by: Anto, Manglayang Farm


Gambar 1: Alat dan bahan Figure 1: Equipment and materials

Bahan & Alat : Materials & Tools:

  • 2 buah kaleng minuman ringan bekas yang masih utuh, ukuran + 330 ml, bersihkan dengan air, lap hingga kering 2 cans fruit drink that is still used intact, the size of + 330 ml, clean with water, dry cloth to
  • Paku pin Drawing pin
  • Marking pen / Spidol OHP (anti air) Marking pen / Spidol OHP (anti-water)
  • Cutter Cutter
  • Penggaris Ruler
  • Gunting Scissors

Bahan bakar: Fuel:

  • Alkohol 70% atau Alkohol 95% atau Methylated blue (spirtus) Alcohol Alcohol 70% or 95% or Methylated blue (spirtus)

    Note: Walaupun diameter dinding kaleng minuman ringan umumnya sama, tapi diameter tonjolan lingkaran alasnya seringkali berbeda. Note: Although the diameter wall soft drink cans, mostly the same, but the bulge diameter circle alasnya often. Diketahui ada 2 jenis diameter, keduanya dapat dipergunakan, tapi pilih jenis diameter yang sama untuk kedua bahan kaleng. There are 2 types of known diameter, both can be used, but select the type of the same diameter for both the cans.
    Note: Pembuatan yang digambarkan disini menggunakan kaleng dengan diameter tonjolan 48mm, yang lebih banyak ditemukan sampahnya. Note: Pembuatan described here use cans with 48mm diameter bulge, the more sampahnya found. (Pocari Sweat, Coca-Cola, Fanta, Greensand, dll.) (Pocari Sweat, Coca-Cola, Fanta, Greensand, etc.).

  1. Buang pin pembuka yang ada di bagian atas kaleng agar kaleng dapat berdiri tegak saat dibalikkan.Balikkan kaleng. Remove the pin that note at the top of the tin cans that can stand upright when dibalikkan.Balikkan cans.
  2. Pada bagian bawah kaleng beri tanda dengan marking pen sebanyak 24 titik yang melingkar di luar tonjolan lingkaran alas, dengan jarak yang sama antara titik At the bottom of the cans marked with a marking pen as much as 24 dots in a circle outside the circle pad bulge, with the distance between the same point


    Gambar 2: Menandai kaleng burner Figure 2: Marking burner cans

  1. Lubangi alas kaleng pada titik yang telah dibuat dengan menggunakan paku pin. Lubangi cans litter at the point that has been created using the drawing pins. Prosesnya dapat ditekan dengan tangan atau dipukul ringan dengan palu. The process can be pressed with the hands or lightly beaten with a hammer. (kami memukul paku pin dengan menggunakan gagang cutter) (we hit the nail with the handle pin cutter)


    Gambar 3: Melubangi burner Figure 3: slot burner

  1. Dengan menggunakan cutter, buang bagian “mangkok” alas kaleng. By using the cutter, remove the "bowl" lining cans. Caranya dengan menggerat mengikuti jalur dinding dalam tonjolan perlahan-lahan. How to follow the path menggerat bulge in the wall slowly. Jangan sampai dinding dalam tonjolan ikut terpotong. Do not bulge in the wall to join truncated.

Note: The treatment is long enough for helping pad rather than the thick walls. But with patience, after a dozen times around geratan, akan bowl opens easily with just finger pressure, and the result is far more cleanly than with the forced cutter. Hasil yang tidak rapi dapat menyebabkan kebocoran pada saat kompor dinyalakan . Results that do not neatly can cause leaks in the stove when switched on.


    Gambar 4: Memotong kaleng burner Figure 4: Cut burner cans


    Gambar 5: Membuka mangkok burner Figure 5: Opening the cup burner

  1. Pada tempat yang datar, berdirikan lagi kaleng dengan bagian bawah ada dibawah. Place on a flat, berdirikan again with the bottom of the cans under there. Ukur sepanjang + 27 mm dari bawah kaleng. Measure along the + 27 mm from the bottom of the cans. Beri tanda dengan menggunakan marker pen. Marked with the Marker pen.


    Gambar 6: Mengukur dimensi kaleng sekitar 25 - 30 mm Figure 6: Measure dimensions of about 25 cans - 30 mm

  1. Ganjal marker pen dengan menggunakan gunting (atau apa saja), hingga ujungnya berada setinggi tanda hasil pengukuran. Marker pen wedge using scissors (or whatever), until the edges are marked as measurement results. Tahan dengan tangan sedemikian agar tak bergerak. Putarkan kaleng perlahan hingga seluruh dinding kaleng tertandai secara sama rata pada ketinggian yang diukur. Hold the hand so that no such move. Putarkan slowly until all the tin cans, wall tertandai equally at the height of the measure.


    Gambar 7: Menandai kaleng dengan marking pen Figure 7: Marking cans with marking pen

  1. Gerat (iris) hasil garisan tanda tadi dengan cutter secara perlahan hingga seluruh dinding kaleng terkitari. Gerat (slices) of yesteryear with the ruler marks cutter slowly until the entire wall of cans terkitari. Ulangi lagi – dengan sabar – hingga beberapa kali tapi jangan ditekan keras. Repeat again - with the patient - up to several times but not pressed hard. Setelah ada sedikit bagian yang terbuka, hentikan. After a few sections that are open, stop. Lanjutkan cukup dengan tekanan jari. Continue with just finger pressure. Bagian ini dinamai 'Burner'. This section is named 'Burner'.

Note : Cara ini menghasilkan hasil potong yang rapi. Note: This method produces results that cut cleanly. Bukan berarti tidak bisa dengan cara cepat (langsung ditembus cutter), tapi pemotongan langsung akan membuat hasil potong keriput atau penyok, bahkan bisa mengakibatkan gagal potong. Not mean that can not be with a quick way (directly penetrated cutter), but the cutting will make the results directly cut or penyok wrinkles, can even lead to failure cut.


    Gambar 8a: Mengiris kaleng dengan cutter Figure 8A: sliver cans with cutter


    Gambar 8b: Mengiris kaleng dengan cutter Figure 8b: sliver cans with cutter


    Gambar 8c: Menekan kaleng untuk membuka irisan Figure 8c: Press to open the cans sliced

  1. Ambil kaleng kedua. Seperti pada langkah no.5 & no.6, tandai kaleng dengan marking pen. Kali ini 3 cm (30mm) dari bagian bawah kaleng. Take the two cans. As in step No.5 & No.6, mark the container with a marking pen. This time 3 cm (30mm) from the bottom of the cans.
  2. Gerat (iris) hasil garisan seperti pada langkah no.7. Gerat (slices) of the ruler as in the No.7. Setelah 2 atau 3 putaran, dapat dipotong langsung dengan cutter, asal hati-hati jangan memotong keluar dari yang sudah ditandai. After 2 or 3 rounds, can be cut with a cutter, which do not carefully cut out from the already marked. Tekuk tekuk sekeliling dinding hasil potongan ini secara merata dengan menggunakan ibu jari ke arah dalam. Buckling buckling around the walls of this snippet evenly with the thumb in the direction. Tekukan ini dimaksudkan agar pada saat di dimasukkan ke bagian atas, lebih mudah. This bending is that at the time of inclusion in the top, more easily. Jangan terlalu dalam karena akan menutupi lubang keluar gas. Do not be in too because it will cover the gas exit hole. Bagian ini dinamai ' Fuel Cup ' This section is called 'Fuel Cup'

Note : Langkah ini tidak perlu bila menggunakan sistem Slit* Note : Maaf fotonya gak fokus . Note: This step is not necessary when using the system Slit * Note: Sorry the photos is the focus.


    Gambar 9: Fuel cup Figure 9: Fuel cup

  1. Dari sisa kaleng pertama (karena sisa potongannya lebih rapi), buat tanda seperti pada langkah no.5 dan no.6. Cans from the rest of the first (because the rest of the potongannya more neatly), as a sign on the No.5 and No.6 step. Kali ini setinggi 3,5cm (35mm). This time at 3.5 cm (35mm). Gunting kaleng secara vertikal, lalu membelok mengikuti tanda yang telah dibuat. Cans scissors vertically, then curve the marks have been made. Setelah selesai, ukur dan potong seperti tampak pada gambar. When done, measure and cut the picture looks like. Perhatikan 3 lubang yang harus dibuat. Note the 3 holes that must be made. Bagian ini dinamai 'Inner Wall'. This section is called 'Inner Wall'. Lingkarkan dan sambungkan Inner Wall pada bagian Slit* (ingat, ini untuk diameter tonjolan 48mm) Lingkarkan and connect the Inner Wall in the Slit * (remember, this is for the bulge diameter 48mm)

    Gambar 10a: Dimensi inner wall Figure 10a: Dimensions inner wall


    Gambar 10b: Memotong sisa kaleng untuk dijadikan inner wall Figure 10b: Cut the rest of the cans used for inner wall


    Gambar 10c: Mengukur & membuat inner wall Figure 10c: Measuring & create inner wall


    Gambar 10d: Inner wall Figure 10d: Inner wall

  1. Susun Burner, Inner Wall, dan Fuel Cup. Arrange Burner, Inner Wall, and Fuel Cup. Masukkan Inner Wall pada cerukan tonjolan dalam Burner. Enter the Inner Wall in cerukan bulge in the Burner. Lalu pasangkan Fuel Cup dalam Burner. And the pair in the Cup Burner Fuel. Rapatkan hingga Inner Wall masuk pada cerukan tonjolan Fuel Cup. Rapatkan to enter the Inner Wall cerukan protrusion Fuel Cup. Kompor selesai. Finished stove.


    Gambar 11a: Bagian kompor telah siap disusun Figure 11a: The stove is ready prepared


    Gambar 11b: Susunan kompor Figure 11b: The stove


    Gambar 11c: Kompor alkohol generik telah selesai dibuat Figure 11c: generic alcohol stove made has been completed

  1. Masukkan Alkohol (semurni mungkin) atau spirtus ke lubang besar tengah kompor. Enter Alcohol (semurni possible) or spirtus large center hole to the stove. Nyalakan dengan menggunakan korek. Turn on with the match. Di tempat yang terang, api pembakaran alkohol atau spirtus tidak terlihat, tapi sebenarnya menyala. In the place of light, a fire burning alcohol or spirtus not visible, but the actual work. Selalu rasakan hangatnya dengan tangan terlebih dahulu untuk memeriksa api Always feel warm to the hand first to check the fire

Note: Be careful burned! Alcohol Gas or oil evaporate easily, and burned apinya prey. Use a lighter wood to make it more secure.


    Figure 11c: light home-made alcohol stove

Monday, August 10, 2009

alat ukur sederhana

Mengukur Kadar Bioetanol

alkohol_meterMengukur kadar bioetanol dalam cairan fermentasi adalah salah satu hal penting yang harus kita ketahui, jika kita ingin membuat bioetanol. Ada banyak cara untuk mengukur bioetanol. Mulai dari cara yang paling mudah, rumit, dan paling canggih. Setiap metode pengukuran memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Beberapa metode itu adalah analisis dengan GC (Gas Chromatography), HPLC (High Performance Liquid Chromatography), metode enzym, dan hydrometer. Tiga metode yang pertama sangat sensitif, dapat mengukur kadar bioethanol dalam konsentrasi yang sangat rendah, tetapi juga lebih rumit dan mahal. Metode enzym relatif lebih mudah dan murah dibandingkan dengan metode GC atah HPLC. Saat ini tersedia beberapa produk enzym kit untuk mengukur bioetanol. Tetapi metode ini masih cukup mahal untuk ukuran UKM atau rumahan. Metode terakhir adalah metode yang paling mudah, murah, tetapi juga kurang teliti. Meskipun begitu untuk ukuran UKM atau rumahan rasanya sudah cukup memadai.

Alat untuk mengukur kadar etanol tersebut juga dikenal dengan nama alkohol meter atau hydrometer alkohol. Alat ini sebenarnya digunakan dalam industri minuman keras (bir, wine) untuk mengukur kandungan alkohol dalam minuman tersebut. Di bagian atas alkohol meter tersebut dilengkapi dengan skala yang menunjukkan kadar alkohol. Prinsip kerjanya berdasarkan berat jenis campuran antara alkohol dengan air. Bentuknya seperti gambar di bawah ini.
skala_alkohol2
Skala pada alkohol meter

Ini adalah hydrometer alkohol paling murah yang saya dapatkan. Harganya kurang dari Rp. 100 rb. Sebenarnya ada juga alkohol meter jenis lain, harganya juga lain-lain tergantung kualitasnya. Hydrometer ex Jerman kualitasnya bagus dan ada yang dilengkapi dengan thermometer juga. Harganya sebanding dengan kualitasnya, kalau tidak salah di atas Rp. 250rb.

Pengunaan alkohol meter sangat sederhana. Pertama masukkan bioetanol ke dalam gelas ukur atau tabung atau botol yang tingginya lebih panjang dari panjang alkohol meter. Kemudian masukkan batang alkohl meter ke dalam gelas ukur. Alkohol meter akan tenggelam dan batas airnya akan menunjukkan berapa kandungan alkohol di dalam larutan tersebut. Mudah sekali kan…

Mengukur Kadar Bioetanol

Mengukur Kadar Bioetanol

ngukur_kadar_etanol

Sunday, August 9, 2009

PEMBUATAN ETHANOL

Penelitian Pengembangan Model Pembuatan Alat Penyulingan Etanol yang Efektif dan Efisien untuk Alat Bantu Belajar Bagi Masyarakat dalam Pembuatan Bahan Bakar Pengganti Minyak Tanah dan Gas

Abdillah, S.Pd.
(Alumni Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta Tahun 2006).

Abstrak: Penelitian Pengembangan Model Pembuatan Alat Penyulingan Etanol yang Efektif dan Efisien adalah untuk menciptakan alat penyulingan etanol yang mudah, murah, tepat guna dan berhasil guna. Penelitian bertujuan untuk menciptakan alat bantu belajar bagi masyarakat Indonesia dalam pembuatan bahan bakar pengganti minyak dan gas dengan bahan baku yang mudah didapat, yaitu gula dan pisang yang diharapkan dapat dijadikan sebagai alat ketahanan sosial masyarakat bidang energi terhadap gejolak sosial yang mungkin akan timbul akibat krisis BBM dan Gas yang parah di masa mendatang.

=================================================================================

Keterbatas produksi minyak dan meningkatnya harga bahan akar minyak di pasaran dunia mendorong pemerintah membatasi subsidi bahan bakar terutama minyak tanah. Selain itu pemerintah juga memberlakukan kebijakan konversi minyak tanah ke gas. Akibatnya minyak tanah menjadi langka di masyarakat dan membuat masyarakat seringkali antri dan berebut untuk mendapatkan minyak tanah di agen minyak tanah. Antrian tersebut seringkali menyebabkan terjadinya kericuhan dan membuat keresahan sosial di kalangan masyarakat. Meski pemerintah sudah memberlakukan kebijakan konversi minyak tanah ke gas, namun seringkali keberadaan gas pun mengalami kelangkaan dibeberapa daerah. Ini pun tentu akan membuat kerawanan sosial di kalangan masyarakat.

Bahan bakar minyak adalah bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharukan. Hal tersebut tentu menjadikan bahan bakar minyak suatu saat akan mengalami devisit yang pada akhirnya akan habis sama sekali. Memang benar pemerintah dan kalangan ilmuwan terus mengembangkan berbagai energi alternatif. Sayangnya penelitian tersebut sangat jarang melibatkan masyarakat kalangan bawah secara langsung. Dimana masyarakat bawah adalah konsumen terbanyak bahan bakar minyak untuk kebutuhan rumah tangganya. Dalam hal ini bahan bakar minyak tanah. Akibatnya, masyarakat sangat bergantung ada pemerintah untuk pengadaan bahan bakar. Padahal semakin hari seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin tinggi kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga. Sementara upaya pemerintah dan ara ilmuwan belum membuahkan hasil secara signifikan.
Menyikapi hal tersebut, peneliti berupaya menciptakan suatu alat bantu bagi masyarakat untuk mengembangkan sendiri bahan bakar minyak jika suatu saat terjadi kelangkaan bahan bakar yang parah. Upaya ini selain untuk memberdayakan masyarakat dalam hal pengadaan bahan bakar untuk rumah tangga secara mandiri, juga untuk menciptakan alat ketahanan sosial masyarakat bidang energi secara mandiri khususnya diaat krisis energi yang parah yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Penelitian ini oleh peneliti diberi nama “Penelitian Pengembangan Model Pembuatan Alat Penyulingan Etanol yang Efektif dan Efisien untuk Alat Bantu Belajar Bagi Masyarakat dalam Pembuatan Bahan Bakar Penganti Minyak Tanah dan Gas dari Air Gula dan Pisang Secara Mandiri Dalam Rangka Mengantisipasi Gejolak Sosial Masyarakat Bawah Akibat Krisis BMM dan Gas di Masa Mendatang,”. Seperti judulnya, penelitian ini memfokuskan pada penciptaan alat penyulingan yang mudah, murah, berdaya guna dan berhasil guna untuk membuat bahan bakar bio etanol.

Ada dua hal yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yaitu: (1) membuat alat penyulingan yang murah dan mudah, (2) bahan baku yang tidak sulit didapat dan sederhana pengolahannya.

Beberapa model alat penyulingan etanol, yakni: model “pot”, model “kolom”, dan model “kolom dengan reflux”.

Penyulingan model pot adalah alat penyulingan yang memiliki pengalir keluaran uap secara langsung di atas panci pemanasnya dan langsung masuk pada penukar dingin (kondenser).

Penyulingan model kolom adalah alat penyulingan yang memerlukan “menara” berbentuk silinder setelah keluar uap dari panci pemanas sebelum masuk pada kondenser. Menara ini tingginya beragam, namun rata-rata setinggi 3 - 4 meter dengan diameter umumnya 4 inchi atau lebih. Guna kolom adalah menahan uap air yang terbawa bersama uap etanol.

Penyuling model kolom dengan reflux adalah alat penyulingan yang tersedia ruang atau alat untuk mengembalikan uap air yang mencair setelah keluar dari kolom ke panci pemanas sebelum masuk ke kondenser. Sementara uap etanol diteruskan ke kondenser.

Sementara untuk bahan baku pembuatan bio etanol peneliti menetapkan gula dan pisang sebagai bahan baku utama. Dipilihnya gula dan pisang karena kedua bahan baku tersebut mudah dipasaran dan harganya relatif murah. Terutama untuk yang berkualitas rendah. Gula misalnya, dapat menggunakan gula karungan berkualitas rendah yang dijual di warung-warung. Sementara pisang dapat menggunakan pisang-pisang yang hampir busuk (kulitnya menghitam) yang dapat dibeli di tukang pisang di pasar-pasar tradisional. Pisang-pisang tersebut biasanya dibuang begitu saja ke tempat sampah oleh penjualnya karena tidak laku dijual.

Selain itu, air gula dan pisang, hanya memerlukan bahan fermentasi satu jenis saja, yaitu Saccharomycess Cerevisiae (Ragi Tape) yang mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional dan tidak memerlukan bahan fermentasi lainnya seperti enzim alfaamylase dan glucoamylase untuk singkong yang sangat sulit didapatkan.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembuatan alat penyulingan etanol yang efektif dan efisien untuk alat bantu belajar bagi masyarakat dalam pembuatan bahan bakar bio etanol.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2009 di “Laboratorium” Gema IPTEK Mandiri Yayasan Gema Mandiri Bangsa Manggarai Jakarta.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan Trial and Error dengan merujuk model-model alat penyulingan yang sudah dikenal selama ini dengan merekayasa bentuk alat penyulingan etanol agar efektif dan efisien. Mengingat model alat penyulingan yang ada selama ini begitu mahal dan tidak mudah pengoperasiannya bagi masyarakat biasa/awam.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) Tahap pembuatan alat penyulingan; (2) Tahap pengolahan bahan baku dengan fermentasi sederhana; (3) Pengujian alat penyulingan berorientasi hasil yaitu etanol minimal berkadar sekitar 70% (atau setidaknya dapat menyala ketika disulut api).

Pada tahap satu yaitu tahap pembuatan alat penyulingan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Pembuatan alat penyulingan dengan model-model yakni model pot, kolom, dan reflux yang sudah ada, guna mencari kelemahan dari ketiga model tersebut;
2) Merekayasa ketiga bentuk model yang sudah ada untuk mengembangkan model baru yang efektif dan efisien. Dikatakan efektif bila: mudah pengerasiannya, mengahasilkan bio etanol yang dapat langsung dapat menyala ketika disulut api. Dikatakan efisien bila pembuatannya mudah dan murah.

Pada tahap dua yaitu tahap pengolahan bahan baku bio etanol melalui fermentasi sederhana, peneliti melakukan:

1) Mempelajari ketersediaan bahan baku yang mudah didapat dikalangan masyarakat.
2) Melakukan pengujian bahan baku bio etanol dengan perbedaan masa fermentasi, yaitu 3 -10 hari, 11 - 30 hari.

Pada tahap tiga yaitu pengujian alat penyulingan hasil pengembangan yang berorientasi hasil yaitu bio etanol minimal berkadar sekitar 70% (atau setidaknya dapat menyala ketika disulut api). Dalam hal ini peneliti melakukan:

1) Penetapkan beberapa bentuk model alat penyulingan hasil pengembangan yang akan di uji.
2) Melakukan pengujian alat penyulingan dengan menggunakan bahan baku hasil fermentasi dengan keseluruhan waktu fermentasi.

HASIL

Dari berbagai uji coba dengan pendekatan Trial and Error dari model pot, kolom, dan reflux. Diperoleh hasil model baru yaitu gambungan dari ketiga model yang sudah ada, yaitu model pot dengan kolom diatasnya sehingga uap yang mencair sebelum kondenser dapat langsung masuk ke panci pemanas secara langsung dan etanl dapat segera dihasilkan dengan satu kali penyulingan.

Hal tersebut dapat terjadi karena panci yang berdiameter 38 Cm dengan tinggi 40 Cm yang diatasnya terdapat kolom yang dibuat setinggi 2,5 meter dari pipa bekas tersebut, dimana kolomnya terdiri dari 1,5 meter berdiameter 4 inchi dan diisi dengan batu koral untuk taman. Sedang satu meter diatasnya berdiameter 3 inchi dengan output uap yang langsung masuk ke kondenser. Antara pipa besi 4 inchi dan 3 inchi tersebut, disambung dengan penghubung 4 inchi ke 3 inchi.

Dari hasil pengujian alat penyulingan dengan bahan baku dengan perbedaan masa fermentasi, diperoleh hasil bio etanol dengan perbedaan kuantitas. Yaitu:

1) Dari 6 Kg dengan campuran air sebanyak 10 liter, diperoleh bio etanol 2,8 liter untuk masa fermentasi 11 – 20 hari dan 2,4 litter untuk masa fermentasi 3 – 10 hari dalam waktu 1 jam;
2) Dari 10 Kg pisang diperoleh bio etanol 0,8 liter bio etanol untuk masa fermentasi 11 – 30 hari, dan 0,5 litter bio etanol untuk masa fermentasi 3 – 10 hari dalam waktu 1 jam.

Secara keseluruhan hanya diperlukan satu kali penyulingan dan bio etanolnya dapat menyala ketika disulut api.

KESIMPULAN

Model alat penyulingan baru yang dikembangkan peneliti ternyata cukup efektif menghasilkan bio etanol dengan cukup satu kali penyulingan tanpa menjaga suhu dalam panci pemanas. Artinya dalam panci pemanas suhu boleh suhu 100º C (padahal titik didih etanol berkisar 78 º C) dimana etanol dan air akan menguap secara bersama. Kemudian uap air akan didingingkan oleh batuan koral taman yang terdapat pada kolom tersebut akan masuk kedalam panci pemanas, sementara uap etanol akan diteruskan ke kondenser lalu dicairkan yang kemudian ditampung dalam botol bio etanol. Hal ini tentu sangat membantu masyarakat awam dalam kemudahan pengoperasiannya.

Model tersebut juga sangat efisien dimana kapasitasnnya 50 liter tersebut dibuat dengan biaya kurang dari Rp. 750.000,- dan 100 liter dengan biaya kurang dari Rp. 1.000.000,- . Ini sangat murah jika dibandingkan dengan harga alat penyulingan yang dijual melalui internet.

Untuk situasi dalam keadaan tidak mendesak, alat dapat digunakan untuk penyulingan bio etanol dari berbagai bahan baku, seperti: singkong, sagu, tetes tebu, aren, dan lain sebagainya.

SARAN

Penelitian ini semata hanya berorientasi hasil yang langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu alat yang mudah dan murah untuk menghasilkan bio etanol khususnya pada masa krisis bbm yang parah yang mungkin terjadi di masa mendatang. Untuk kajian lebih mendalam, harusnya dilakukan oleh peneliti dalam ranah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan prinsip menyederhanakan sesuatu yang rumit dan ilmiyah menjadi praktis dan mudah dimengerti masyarakat biasa/awam Sehingga masyarakat dengan mudah pula mengiplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya..

Untuk lebih memasyarakatkan penggunaan bio etanol pada khalayak ramai, hendaknya alat yang dikembangkan peneliti dapat diterapkan bagi PKBM-PKBM bahkan sekolah-sekolah formal diseluruh Indonesia. Sehingga ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil dapat dikurangi dan keresahan sosial yang mungkin timbul dari kelangkaan bahan bakar yang mungkin parah di masa mendatang dapat diantisiasi dan dieliminasi. Untuk itu perlu dilakukan uji efektifitas alat penyulingan yang peneliti kembangkan, karena pengujian efektifitas di tingkat masyarakat belum sempat peneliti lakukan karena keterbatasan anggaran. Sedang pada tingkat laboratorium, peneliti menganggap alat yang dikembangkan sudah cukup efektif dan efisien untuk digunakan sebagai alat bantu belajar bagi masyarakat untuk pembuatan bio etanol.

DAFTAR PUSTAKA

Chemiawan Tata, 2007. Membangun Industri Bioetanol Nasional
Sebagai Pasokan Energi Berkelanjutan Dalam Menghadapi Krisis Energi Global.
Tata Chemiawan’s weblog.
Dwi, 2007. Bioetanol, energi alternatif yang kompetitif. www. Dwi blogspot.com
Khairini, R., 2007. Limbah Tanaman Jagung Alternatif Pembuatan
Biofuel/Bio-ethanol. www.Google.com
Nurdyastuti, I. 2007. Teknologi Proses Produksi Bio
Ethanol.www. Google.com

bioethanol

Kompor alkohol generik.

Jangan dikira bahwa kami ingin menyaingi program pemerintah Jawa Barat yang ingin menggalakkan penggunaan batu bara seperti dicanangkan kemarin ini oleh bapak Gubernur. Walaupun dalam hati kecil, kami sebenarnya kurang tertarik dengan rencana pemerintah menggunakan batu bara sebagai pengganti bahan bakar minyak di rumah tangga karena berbagai alasan, baik teknis maupun kesehatan.

Cerita bermula pada saat melakukan pencarian desain burner untuk biogas, kami cukup surprise karena ternyata inisiatif pembuatan dan desain kompor atau tungku dengan bahan bakar alternatif sudah banyak sekali dilakukan baik oleh para hobiis maupun LSM di luar negeri.

Salah satu yang menarik perhatian adalah desain kompor berbahan bakar alkohol yang dibuat dari kaleng bekas minuman ringan (soft drink). Di sekitar kita banyak sekali limbah bekas kaleng minuman ringan ini , yang sebetulnya masih bisa kita manfaatkan untuk sesuatu yang cukup berguna (well, saingan dengan para pemulung, menurut informasi harga kaleng bekas ini di tingkat pemulung ternyata sekitar Rp. 10.000,- / kilogram!)

Kami melihat bahwa desain kompor alkohol ini (jenisnya disebut Top Burner Alcohol Stove) sama dengan yang digunakan kompor yang sering dipakai oleh para pencinta alam dan pendaki gunung, Trangia. Keduanya mengambil prinsip dasar yang sama, hanya bedanya Trangia menggunakan bantuan semacam sumbu yang kemungkinan terbuat dari asbestos.

Membuatnya sama sekali tidak sulit, hanya dibutuhkan sedikit kesabaran dan bahan serta alat yang tersedia di sekitar kita. Dan soal fungsional, dari percobaan kami dapat mendidihkan (98C) 0.5 liter air dalam waktu 18 menit dan hanya menghabiskan sekitar 20ml spirtus bakar. Kurang lebih sama bahkan cenderung lebih irit dalam bahan bakar daripada Trangia. Selain itu, kompor alkohol ini juga simple dan ringkas, dapat dikantongi bila anda sedang melakukan perjalanan alam bebas, alkohol nya selain berfungsi sebagai bahan bakar, dapat juga digunakan untuk antiseptic dan pencuci luka apabila mengalami kecelakaan ringan dalam perjalanan.

Keunggulan lain, bahan bakar alkohol ini bersih, tidak mengeluarkan bau dan polusi serta termasuk bahan bakar yang renewable (terbarui). Kekurangannya ? tentu saja ada :), storage dan handling dari bahan bakar cair yang kadang kadang ribet dan harga alkohol yang masih mahal (sekitar Rp. 6000 - 7000 / liter).

Mengacuhkan hal tersebut, mengapa kita tidak mulai saja mencoba membuat kompor alkohol generik ini ? Gampang kok!.

Catatan:
Kami juga sedang iseng membuat varian lain, yaitu side burner pressurized alcohol stove, yang dari sisi desain juga menarik dan teoritis akan lebih irit lagi bahan bakarnya dan beberapa modifikasi lain

MEMBUAT KOMPOR ALKOHOL GENERIK (Generic Alcohol Stove)
Article by: Anto, Manglayang Farm

Alat dan bahan
Gambar 1: Alat dan bahan

Bahan & Alat :

  • 2 buah kaleng minuman ringan bekas yang masih utuh, ukuran + 330 ml, bersihkan dengan air, lap hingga kering
  • Paku pin
  • Marking pen / Spidol OHP (anti air)
  • Cutter
  • Penggaris
  • Gunting

Bahan bakar:

  • Alkohol 70% atau Alkohol 95% atau Methylated blue (spirtus)

Note: Walaupun diameter dinding kaleng minuman ringan umumnya sama, tapi diameter tonjolan lingkaran alasnya seringkali berbeda. Diketahui ada 2 jenis diameter, keduanya dapat dipergunakan, tapi pilih jenis diameter yang sama untuk kedua bahan kaleng.
Note: Pembuatan yang digambarkan disini menggunakan kaleng dengan diameter tonjolan 48mm, yang lebih banyak ditemukan sampahnya. (Pocari Sweat, Coca-Cola, Fanta, Greensand, dll.)

  1. Buang pin pembuka yang ada di bagian atas kaleng agar kaleng dapat berdiri tegak saat dibalikkan.Balikkan kaleng.
  2. Pada bagian bawah kaleng beri tanda dengan marking pen sebanyak 24 titik yang melingkar di luar tonjolan lingkaran alas, dengan jarak yang sama antara titik

Menandai kaleng burner
Gambar 2: Menandai kaleng burner

  1. Lubangi alas kaleng pada titik yang telah dibuat dengan menggunakan paku pin. Prosesnya dapat ditekan dengan tangan atau dipukul ringan dengan palu. (kami memukul paku pin dengan menggunakan gagang cutter)

Melubangi burner
Gambar 3: Melubangi burner

  1. Dengan menggunakan cutter, buang bagian “mangkok” alas kaleng. Caranya dengan menggerat mengikuti jalur dinding dalam tonjolan perlahan-lahan. Jangan sampai dinding dalam tonjolan ikut terpotong.

Note : Bagian pengerjaan ini cukup lama karena mangkok alas agak tebal dibandingkan bagian dinding. Tapi dengan kesabaran, setelah belasan kali mengitari geratan, mangkok akan terbuka dengan mudah hanya dengan tekanan jari, dan hasilnya jauh lebih rapi daripada dipaksa dengan cutter. Hasil yang tidak rapi dapat menyebabkan kebocoran pada saat kompor dinyalakan.

Memotong kaleng burner
Gambar 4: Memotong kaleng burner

Membuka mangkok burner
Gambar 5: Membuka mangkok burner

  1. Pada tempat yang datar, berdirikan lagi kaleng dengan bagian bawah ada dibawah. Ukur sepanjang + 27 mm dari bawah kaleng. Beri tanda dengan menggunakan marker pen.

Mengukur dimensi kaleng sekitar 25 - 30 mm
Gambar 6: Mengukur dimensi kaleng sekitar 25 - 30 mm

  1. Ganjal marker pen dengan menggunakan gunting (atau apa saja), hingga ujungnya berada setinggi tanda hasil pengukuran. Tahan dengan tangan sedemikian agar tak bergerak. Putarkan kaleng perlahan hingga seluruh dinding kaleng tertandai secara sama rata pada ketinggian yang diukur.

Menandai kaleng dengan marking pen
Gambar 7: Menandai kaleng dengan marking pen

  1. Gerat (iris) hasil garisan tanda tadi dengan cutter secara perlahan hingga seluruh dinding kaleng terkitari. Ulangi lagi – dengan sabar – hingga beberapa kali tapi jangan ditekan keras. Setelah ada sedikit bagian yang terbuka, hentikan. Lanjutkan cukup dengan tekanan jari. Bagian ini dinamai ‘Burner’.

Note : Cara ini menghasilkan hasil potong yang rapi. Bukan berarti tidak bisa dengan cara cepat (langsung ditembus cutter), tapi pemotongan langsung akan membuat hasil potong keriput atau penyok, bahkan bisa mengakibatkan gagal potong.

Mengiris kaleng dengan cutter
Gambar 8a: Mengiris kaleng dengan cutter

Mengiris kaleng dengan cutter
Gambar 8b: Mengiris kaleng dengan cutter

Menekan kaleng untuk membuka irisan
Gambar 8c: Menekan kaleng untuk membuka irisan

  1. Ambil kaleng kedua. Seperti pada langkah no.5 & no.6, tandai kaleng dengan marking pen. Kali ini 3 cm (30mm) dari bagian bawah kaleng.
  2. Gerat (iris) hasil garisan seperti pada langkah no.7. Setelah 2 atau 3 putaran, dapat dipotong langsung dengan cutter, asal hati-hati jangan memotong keluar dari yang sudah ditandai. Tekuk tekuk sekeliling dinding hasil potongan ini secara merata dengan menggunakan ibu jari ke arah dalam. Tekukan ini dimaksudkan agar pada saat di dimasukkan ke bagian atas, lebih mudah. Jangan terlalu dalam karena akan menutupi lubang keluar gas. Bagian ini dinamai ‘Fuel Cup

Note : Langkah ini tidak perlu bila menggunakan sistem Slit* Note : Maaf fotonya gak fokus.

Fuel cup
Gambar 9: Fuel cup

  1. Dari sisa kaleng pertama (karena sisa potongannya lebih rapi), buat tanda seperti pada langkah no.5 dan no.6. Kali ini setinggi 3,5cm (35mm). Gunting kaleng secara vertikal, lalu membelok mengikuti tanda yang telah dibuat. Setelah selesai, ukur dan potong seperti tampak pada gambar. Perhatikan 3 lubang yang harus dibuat. Bagian ini dinamai ‘Inner Wall’. Lingkarkan dan sambungkan Inner Wall pada bagian Slit* (ingat, ini untuk diameter tonjolan 48mm)

Dimensi inner wallGambar 10a: Dimensi inner wall

Memotong sisa kaleng untuk dijadikan inner wall
Gambar 10b: Memotong sisa kaleng untuk dijadikan inner wall

Mengukur & membuat inner wall
Gambar 10c: Mengukur & membuat inner wall

Inner wall
Gambar 10d: Inner wall

  1. Susun Burner, Inner Wall, dan Fuel Cup. Masukkan Inner Wall pada cerukan tonjolan dalam Burner. Lalu pasangkan Fuel Cup dalam Burner. Rapatkan hingga Inner Wall masuk pada cerukan tonjolan Fuel Cup. Kompor selesai.

Bagian kompor telah siap disusun
Gambar 11a: Bagian kompor telah siap disusun

Susunan kompor
Gambar 11b: Susunan kompor

Kompor alkohol generik telah selesai dibuat
Gambar 11c: Kompor alkohol generik telah selesai dibuat

  1. Masukkan Alkohol (semurni mungkin) atau spirtus ke lubang besar tengah kompor. Nyalakan dengan menggunakan korek. Di tempat yang terang, api pembakaran alkohol atau spirtus tidak terlihat, tapi sebenarnya menyala. Selalu rasakan hangatnya dengan tangan terlebih dahulu untuk memeriksa api

Note : Hati-hati terbakar! Gas Alkohol atau Spiritus mudah menguap, terbakar dan apinya menyambar. Gunakan korek api kayu agar lebih aman.

Menyalakan kompor alkohol buatan sendiri
Gambar 11c: Menyalakan kompor alkohol buatan sendiri