Sunday, April 19, 2009

ILMU PENGETAHUAN DAN CIRI-CIRI ULAMA DUNIA DAN ULAMA AKHIRAT

Sudah di maklumi tentang faedah " Ilmu pengetahuan" dan " Ulama dunia "dan telah di ketahui pula tenteng ulama dunia berserta ciri dan celaan yang sebesar-besarnya, hal mana menunjukan betapa berat siksaan mereka kelak pada hari kiamat.
Oleh karena itu, amat penting mengetahu ciri-ciri yang membedakan antara "Ulama dunia" dan "Ulama akhirat".

ULAMA DUNIA

Yang di maksud dengan " Ulama dunia" atau dengan istilah "Ulama Suu" ialah: mereka yang mempergunakan ilmu pengetahuannya untuk mendapatkan kepuasan duniawi, menjadikannya sebagai tangga untuk mencapai pangkat dan kedudukan saja.

SEJARAH SINGKAT IMAM GHAZZALI


Nama lengkap Beliau adalah: Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad, Al- Imamul Jalil, Abu Hamid, At-Thusi Al-Ghazzali, Hujjatul Islam. Beliau dilahirkan di Thusia, di suatu kota di Khurasan, termasuk wilayah Persia pada tahun 450 H. (1058 M) dari seorang ayah penenun dan penjual kain bulu disalah satu kota di Thusia.

Imam Ghazzali seorang ahli Fiqih, Filsuf dan ahli Tassawuf. Terdapat 70 buah kitab karangan beliau yang menyangkut bidang Fiqih, filsafat dan Tassawuf, antara lain ialah: Al-basith, Al-Wasith, Al-Wajiez, Al-khulashah, Al-Musthasfa, Al-Manhul, Tahshinul-Adillah, Syifa-ul Ghalil, Al-Asma-Ul Husna, Ar-Raddu Alal-Bathinah, Munhajul Abidin, Al-Munqizhu Minadldlalah, Maqashidul-Falasifah, Tahafutul-Falasifah dan Ihya Ulumiddin

Khusus kitab beliau "Ihya Ulumiddin" mendapat perhatian besar sekali di Erofa dan telah di terjemahkan dalam beberapa bahasa, Latin, Perancis, Inggris, Jerman dan Indonesia.

Di bidang Filsafat Imam Ghazzali lebih banyak bertentangan dengan aliran filsafat masa itu. Pada waktu hidupnya Imam Ghazzali, masih berkobarlah pertentangan yang hebat antara ahli Tassawwuf dan ahli Fiqh, maka Imam ghazzali mengusahakan hubungan antara kedua golongan yang bertentangan itu. Sebagai manusia yang menonjol, Imam Ghazzali mendapat pengikut dan penentang. Diantaranya yang menentang ialah Ibnu Rusyd, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Lain-lain. Di Eropa Imam Ghazzali mendapat penghargaan dan penentang yang besar dari para Filasuf, antara lain dari Renan, Cassanova, Carra De Vause dan lain-lain. Kitabnya Tahafutul-Falasifah banyak diterjemahkan kedalam bahasa Eropa dan dipergunakan oleh kaum gereja/Kristen sebagai bahan dan resensi utama dalam mempertahankan diri dari arus Filsafat Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa pada Zaman itu.

Kitab " Ihya Ulumidin" di dalam bahasa kita lazimnya di sebut " Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama", Aslinya 4 Jilid, atau 2000 halaman, dibagi menjadi 4 bagian besar (Rubu').

Sebenarnya Kitab "Ihya Ulumiddin" itu adalah hasil pengalaman, pengembaraan, penjelajahan dan pendalaman oleh Imam Ghazzali di dalam pelbagai ilmu. Kitab yang amat terkenal adalah hasil kerja positif sesudah Beliau ragu terhadap segala hal dalam bidang kepercayaan, dan akhirnya keragu-raguan itu sedikit- demi sedikit menjadi hilang, berganti dengan keyakinan yang amat kuat. Dan itulah yang di hidangkan oleh Imam Ghazzali kepada seluruk Kaum Muslimin dengan kitabnya yang masyhur disegala penjuru dunia itu.

Beliau hendak membawa pembacanya kepada kesucian hidup dan meninggalkan kebusukan duniawi, maulah rasanya beliau mengutuk dunia, dan lebih banyak menitik-beratkan kepada kebahagiaan akhirat.

Imam Ghazzali bebas dari pengaruh alam dan masanya. Oleh karena itulah, beliau mengajak pembaca menghadapi bahagia-bahagia itu dengan pikiran jernih, tajam dan kritis, sehingga dapat selamat dari kekeliruan penafsiran, maksud dan bimbingan rohani dari pengarang besar Muslim yang amat berjasa itu.

Tahun-tahun menjelang wafatnya, beliau mendirikan sebuah Madrasah di samping rumahnya untuk kaum ahli fiqih dan sebuah pondok untuk kaum Shufi. Beliau mengajar secara bergiliran di Madrasah dan di Pondok.

Setelah bertahun-tahun melalui jalan perjuangan dan pertentangan ilmiah, maka pada hari Senin, tanggal 14 Jumadil Akhir, tahun 505 H. (1111 M) Imam Ghazzali wafat di Thusia. Semoga Beliau di terima di Sisi Allah, sebagai perutusan dan tamu yang terhormat.


penulis.

M. Abdul Mujieb AS.


ILMU PENGETAHUAN MASA KINI

Pra Kata

BISMILLAAHIRRAHMAANNIRRAHIEM


Puji dan syukur hanya bagi Allah, Pencipta dan Pengatur alam yang indah dan Sempurna, Maha tuhan segala gerak gerik hati dan bisikan-bisikan jiwa serta tingkah laku lahiriyah, dan Yang akan membalas manusia sesuai dengan perbuatannya secara adil dan sempurna. Semoga Rahmat Ta'zhim dan salam sejatera di limpahkan kepada junjungan kita; Nabi Muhammad bin Abdillah. Nabi pilihan dan akhir zaman, dan semoga pula dilimpahkan kepada semua keluarga, dan para Sahabatnya dan setiap yang mengikuti jejaknya.

Setiap sesuatu ada jalan, dan yang menuju ke Surga adalah Ilmu. (al-Hadits : Siapa yang ingin kehidupan dunia haruslah dengan ilmu, Siapa yang ingin kehidupan akhirat haruslah dengan ilmu, dan siapa yang ingin keduanya maka haruslah dengan ilmu pula.) (imam Syafi'i) Oleh karna itu, mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap orang, muslim dan muslimat, yang ingin selamat dalam perjalanan hidupnya.

Memang ilmulah alat manusia mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu, manusia akan buta dalam hidupnya, tidak tahu mana yang Haq dan mana yang Bathil, mana yang bermanfaat bagi dirinya dan mana yang membuat ia celaka, dan mana jalan yang harus ia tempuh dan yang harus ia tinggalkan.

Tetapi ilmu itu akan mendatangkan bencana pada pemiliknya, apabila slah cara mempergunakannya. Orng yang berilmu tetapi salah cara mempergunakannya itu di sebut Ulama dunia, sedangkan Orang yang berilmu mengamalkan ilmunya dan dapay mempergunakan ilmunya itu secara tepat sesuai yang di kehendaki Allah, di sebut Ulama Akhirat. Ulama semacam yang pertama akan celaka, dan Ulama semacam yang kedua akan bahagia.

Dalam buku terjemahan Kitab " Ihya Ulumiddin : Juz.I " ini , Imam Ghazzali (450-505 H./1058-1111 M) menerangkan bencana-bencana yang ditimbulkan oleh Ilmu Pengetahuan dan ciri-ciri Ulama dunia dan Ulama akhirat secara detail dan mendalam sekali.

Setelah membaca artikel ini, di harapkan agar kita Ummat Islam, Lebih-lebih para Ulama, dapat meresapkan di dalam hati, yang kemudian dapat merubah sikap dan memperbaiki diri sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh Allah SWT. Ammin...

"Tak ada manusia biasa yang sempurna, dan tak ada pula manusia yang lepas dari salah dan khilaf"

Hanya kepada Allah-lah, kita berharap pertolongan Nya dan kepada-Nya pula kita bermohon keselamatan dunia dan akhirat.


penulis

M. ABDUL MUJIEB AS